Powered by Blogger.

Pidato Penganugerahan Gelar Adat Kehormatan Luwu kepada Presiden

Posted by Kata Kata

TRANSKRIP
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PENGANUGERAHAN GELAR ADAT KEHORMATAN LUWU
KEPADA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
DAN IBU NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PALOPO, SULAWESI SELATAN
21 FEBRUARI 2014

Bismillahirrahmanirrahim, 
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,

Para Pemimpin dan Pemuka Adat Luwu yang saya cintai dan saya muliakan, 
Hadirin sekalian yang saya hormati dan saya banggakan,

Alhamdulillah, pada hari yang penting dan semoga penuh berkah ini, kita dapat ber-silaturahim dan mengikuti acara Penganugerahan Gelar Adat Kehormatan Luwu kepada saya dan istri. Untuk itu, dengan terlebih dahulu memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, izinkan saya beserta istri untuk mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas anugerah gelar kehormatan adat kepada kami berdua. Semoga niat baik dan tujuan mulia dari komunitas adat Luwu, yang menganugerahkan gelar kehormatan ini, mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Mahakuasa, Allah SWT.

Bapak-Ibu, Hadirin sekalian yang saya cintai,

Saya mendengar dengan seksama apa yang menjadi pesan dan harapan penganugerahan gelar adat kepada saya dan istri, yaitu agar kami bisa ikut mengangkat harkat dan martabat masyarakat Luwu. Harapan ini senada dengan sambutan yang disampaikan oleh Wali Kota Palopo. Oleh karena itulah, dengan penuh rasa tanggung jawab, sekaligus penuh dengan kehormatan dan kebanggaan, saya dan istri, yang sekarang ini tengah mengemban tugas negara, akan melaksanakan dengan sepenuh hati apa yang menjadi harapan komunitas adat dan sekaligus masyarakat Palopo.

Justru, kunjungan saya beserta para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, beserta pula Gubernur Sulawesi Selatan, ke beberapa kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan ini, termasuk kegiatan hari ini, berkunjung ke Kota Palopo, tiada lain adalah untuk mendorong dan membantu pelaksanaan pembangunan di daerah. Sebagaimana yang saya sampaikan tadi di hadapan para jamaah Masjid Agung Palopo pada kesempatan sholat Jumat berjamaah tadi, saya katakan bahwa ada tiga tujuan kunjungan saya kali ini ke Sulawesi Selatan dan hari ini ke Palopo.

Pertama, saya ingin melihat langsung hasil dan pelaksanaan pembangunan di daerah ini, pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, termasuk pendidikan, kesehatan, pekerjaan, kecukupan pangan dan energi, dan sebagainya. Saya ingin mengetahui langsung persoalan apa yang dihadapi, tantangan seperti apa yang harus diatasi, dan yang penting adalah apa yang dilakukan oleh para pemimpin di daerah sampai pada tingkat bupati dan wali kota. Itu tujuan yang pertama.

Tujuan yang kedua, kunjungan saya selama empat hari empat malam di Provinsi Sulawesi Selatan ini, saya gunakan pula untuk melaksanakan pertemuan dengan para pejabat daerah, utamanya para bupati dan wali kota, dengan didampingi oleh para menteri dan Gubernur Sulawesi Selatan; juga untuk mendengarkan apa yang menjadi permasalahan dan tantangan, serta apa harapan-harapan yang ingin diwujudkan; sekaligus, saya juga bertemu dengan unsur masyarakat, saya dengarkan aspirasinya, saya dengarkan harapan dan keinginan-keinginan baiknya. Itu yang kedua.

Yang pertama dan kedua ini, Alhamdulillah,, telah saya dapatkan. Saya lebih mengetahui permasalahan dan tantangan yang ada di provinsi ini. Sedangkan tujuan yang ketiga, berangkat dari yang pertama dan yang kedua tadi, maka kami akan bisa menetapkan kebijakan dan program ke depan, kebijakan dan program lebih lanjut yang harus kami lakukan, dengan tujuan: daerah ini makin maju dan masyarakatnya makin sejahtera.

Sebagaimana Bapak-Ibu dan Hadirin ketahui, sistem pemerintahan yang kita anut sekarang ini, di era reformasi ini, adalah sistem otonomi daerah, sistem desentralisasi. Artinya, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten dan kota, semua berbagi atau sharing di dalam melaksanakan pembangunan. Anggaran pun juga kita bagi secara adil dan tepat. Ada yang untuk pusat, ada yang untuk provinsi, dan ada yang untuk kabupaten dan kota.

Sungguhpun demikian, manakala pemerintah pusat perlu membantu kabupaten atau kota, dan kemudian bantuan itu sungguh diperlukan, maka, sesuai dengan kemampuan anggaran pemerintah pusat, kami memberikan bantuan itu. Oleh karena itu, pesan saya tadi kepada Pak Gubernur, kepada Pak Bupati, dan Pak Wali Kota: tolong disusun rencana pembangunan yang lebih efektif dengan prioritas, dengan agenda, serta mempertimbangkan anggaran yang tersedia.

Untuk diketahui oleh Hadirin-hadirat yang saya hormati, keperluan untuk membangun infrastruktur misalnya, anggaran untuk meningkatkan pendidikan dan kesehatan misalnya, ataupun anggaran yang diperlukan untuk membangun semua sektor pembangunan di seluruh Indonesia, jumlahnya sangat besar meskipun, Alhamdulillah, berkat kerja keras kita, kerja keras seluruh rakyat Indonesia, kerja keras para pemimpin yang ada di daerah, sepuluh tahun ini perekonomian tumbuh baik dibandingkan dengan negara-negara lain, termasuk negara maju yang mengalami krisis perekonomian, krisis yang berlingkup global.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang positif, Alhamdulillah pula, anggaran negara makin besar. Tahun 2005 misalnya, APBN kita baru berjumlah 400 triliun. Alhamdulillah, tahun sekarang ini sudah sekitar 2.000 triliun, meningkat dengan tajam. Tetapi kita menyadari, meskipun peningkatannya luar biasa, tetapi kebutuhan untuk membangun infrastruktur, meningkatkan pendidikan dan kesehatan dan semua, anggaran sektor pembangunan juga makin besar dan makin banyak. Oleh karena itulah, kita tetapkan prioritas dan tahapan pembangunannya, prioritas tahapan penganggarannya.

Yang disampaikan oleh Saudara Wali Kota Palopo tadi, saya harap nanti, melalui Saudara Gubernur Sulawesi Selatan, dipelajari oleh para menteri terkait, dan saya instruksikan, manakala itu dianggap prioritas dan agenda penting, dan kita memiliki kemampuan untuk membantunya—insya Allah, punya—maka berikan bantuan untuk meningkatkan apa yang diperlukan oleh Kota Palopo ini.

Saya mengikuti perkembangan Sulawesi, perkembangan kabupaten dan kota. Sebenarnya, ceritanya adalah cerita yang indah karena Sulawesi Selatan, pada tahun-tahun terakhir ini, mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat. Ini tentu patut kita syukuri.

Tetapi, tentu kita semua sepakat, masih banyak pekerjaan rumah kita, masih banyak sasaran yang harus kita tingkatkan. Oleh karena itulah, mari kita susun kebijakan, rencana, dan program untuk meningkatkan apa yang ingin kita tingkatkan itu. Kalau itu bisa kita susun dengan baik, kemudian sesuai dengan anggaran yang tersedia, insya Allah, semua akan bisa kita capai pada saat yang telah kita tentukan.

Keberhasilan pembangunan Bapak-Ibu bukan hanya ditentukan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, juga ditentukan oleh dunia usaha kalau itu menyangkut perkembangan ekonomi; juga ditentukan oleh para civitas academica, perguruan tinggi, dan sekolah-sekolah pendidik, kalau itu menyangkut dunia pendidikan. Demikian juga yang lain.

Pendek kata, manakala pemerintah, bersama-sama dengan dunia usaha dan cabang profesi yang lain, dan masyarakat luas bergandengan tangan, bekerja keras bersama, insya Allah, negara kita, Sulawesi Selatan, dan Palopo akan dapat kita majukan bersama.

Saya mendengar semua yang disampaikan oleh Pak Wali Kota tadi, apakah peningkatan status rumah sakit—Ibu Menteri Kesehatan ada di sini—peningkatan Sekolah Tinggi Agama Islam—meskipun Menteri Agama tidak ada di sini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ada di sini—kemudian untuk mengembangkan Palopo sebagai pusat jasa, niaga, dan perdagangan yang lebih maju, dan itu diperlukan infrastruktur misalnya—Menteri Pekerjaan Umum juga ada di sini, para anggota DPR RI ada di sini. Kita berharap, kalau pemerintah sudah memiliki rencana pembangunan yang baik, DPR mendukung anggarannya. Dengan demikian, mengalir semuanya. Tidak ada yang terhambat ataupun terhenti. Itulah indahnya kebersamaan.

Yang terakhir, berkaitan dengan anugerah gelar adat yang saya terima, saya mengenali ada kearifan lokal, local wisdom, yang ada di komunitas Luwu, yaitu sikap dan sifat saling menghormati, saling menghargai, dan saling mengingatkan. Kalau itu dijunjung tinggi dan dijalankan, insya Allah, Palopo akan tetap menjadi wilayah yang aman, yang tenteram, dan yang damai.

Kalau ada kekerasan yang pernah terjadi, berarti mengingkari nilai-nilai yang seharusnya kita junjung secara bersama. Kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan. Marilah kita memiliki sikap, memiliki hati, dan memiliki pikiran: setiap permasalahan, marilah kita selesaikan secara damai dan bermartabat.

Ada pranata sosial dan ada pula pranata hukum. Tidak harus aparat kepolisian, komando teritorial TNI harus selalu berada di depan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat karena, sebenarnya, masyarakat yang baik, the good society, dalam dirinya akan memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga kerukunan, kedamaian, toleransi, hormat-menghormati, serta apa pun masalah yang dihadapi dapat diselesaikan secara damai.

Barangkali itulah salah satu kewajiban saya dengan istri yang hari ini menerima gelar adat kehormatan: untuk menjaga apa yang menjadi kebanggaan komunitas Luwu. Dan, masyarakat Palopo adalah wilayah yang tenteram. Dan dengan ketenteraman itu, insya Allah, tempat ini akan bisa berkembang lebih maju dan lebih sejahtera lagi.

Demikianlah, Bapak-Ibu, Hadirin sekalian, sambutan saya. Terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sumber : http://epidato.com/pidato-penganugerahan-gelar-adat-kehormatan-luwu-kepada-presiden/

Related Post



Post a Comment